Prodi S2 Kajian Budaya FIB Unud Laksanakan Lokakarya Kurikulum dan Rencana Pembelajaran Semester


Suasana lokakarya.


Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Udayana menyelenggarakan “Lokakarya Kurikulum dan RPS”, Selasa 21 Desember 2021 bertempat di Ruang Sidang kampus setempat.

 

Acara dibuka oleh Koprodi S2 Kajian Budaya, Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum., dan diikuti oleh dosen, mahasiswa, dan alumni.

 

Selain Koprodi, tampil juga sebagai narasumber adalah Pdt. Made Narawati, S.Th., M.Si. (alumnus) dan Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya I Made Dharma Suteja, S.Sos. yang diwakili oleh stafnya I Putu Putra Kusuma Yudha,M.Hum., M.Si. yang juga alumnus S2 Kajian Budaya FIB Unud.


Tanya jawab dalam lokakarya.

 

Kordinator Prodi Magister (S2) Kajian Budaya Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum., menyampaikan lokakarya kurikulum ini dimaksudkan untuk menyempurnakan mata kuliah dan proses pengajaran sehingga capaian pembelajaran yang digariskan bisa tercapai. Selain itu, ditekankan juga pentingnya proses belajar-mengajar yang mengarahkan mahasiswa untuk lulus tepat waktu.

 

“Yang penting juga bahwa lulusan kita agar memiliki daya saing,” ujar Prof. Suarka.

 

Profil Lulusan Prodi Magister Kajian Budaya adalah peneliti dalam bidang sosial budaya, Pendidik dalam bidang sosial budaya, konsultan sosial budaya, wirausahawan sosial budaya, komunikator di bidang sosial budaya, duta budaya di lembaga pemerintah dan non pemerintah, serta pamong budaya.

 

Strategi Prodi Magister Kajian Budaya untuk Lulusan Tepat Waktu

Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum menjelaskan strategi untuk lulusan tepat waktu, di antaranya: Kurikulum berbasis Kompetensi dikembangkan secara spesifik oleh Prodi Magister Kajian Budaya dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP).


Peserta lokakarya.

 

Pelaksanaan kurikulum Program Magister Kajian Budaya diarahkan menuju program berbasis penelitian (by research) dengan beban studi 44 sks. Masa studi empat semester terdiri atas kelompok dasar pada Semester 1 (16 sks), kelompok kekhususan pada semester II (16 sks), dan kelompok penelitian (Proposal, Seminar Kelayakan Tesis, Tesis pada Semester III dan IV (12 sks).

 

Rancangan matakuliah (Metode Penelitian dan Seminar Penelitian: draf proposal) untuk menunjang lulusan tepat waktu.

 

Daya Saing Lulusan Magister Kajian Budaya di Dunia Kerja

Visi dan Misi Magister Kajian Budaya merupakan dasar jelas, langkah jelas, sehingga tujuan akan tercapai. Pdt. Made Narawati, S.Th., M.Si. sebagai alumni sekaligus stakeholder mengatakan ciri khas kajian budaya. Pertama, pendekatan dan pemikiran baru dengan sifat multi- dan inter-disepliner. Kedua, pendekatan dan pemikiran baru dengan penggunaan teori-teori dan metode-metode yang kritis.

 

“Belajar di Kajian Budaya tidak hanya mengajari saya untuk bermimpi akan kehidupan yang ideal, melainkan sekaligus menjadi rasional dalam melihat realitas kehidupan sehari-hari melalui berbagai perspektif.  Tidak menjadi alumni yang diam tapi alumni yang bergerak dan mampu menghadirkan sesuatu yang menciptakan keadilan,” ujar Made Narawati.

 

Kekuatan-Kekuatan Lulusan Magister Kajian Budaya antara lain memenuhi kualifikasi dalam karier, kesempatan berkontribusi di dunia Pendidikan, peningkatan jaringan sosial/relasi, melihat fenomena dengan paradigma kritis dan keberpihakan kepada yang termarginalkan.

 

I Putu Putra Kusuma Yudha,M.Hum., M.Si. dari BPNB Provinsi Bali menjelaskan bahwa ada 49 Identifikasi Kompetensi Urusan Kebudayaan (Umum). Posisi Kajian Budaya di kantor BPNP Provinsi Bali merupakan salah satu pendukung utama peningkatan kompetensi pegawai BPNB Provinsi Bali, mempercepat kenaikan pangkat (penyesuaian ijazah), lulusan kajian budaya sangat dibutuhkan di UPT Dirjenbud untuk kebutuhan penelitian lapangan (dm).