Prodi Sastra Indonesia FIB Unud Adakan Peringatan Bulan Bahasa dan Lokakarya Bahan Ajar Bahasa Indonesia
Korprodi Sastra Indonesia Dr. I Ketut Sudewa (tengah) berfoto bersama pembicara dan panitia dalam acara Bulan Bahasa 2019.
Kegiatan Bulan Bahasa dibuka oleh Wakil Dekan II FIB Unud Dr. Dra. Ni Made Suryati, M.S yang diikuti oleh mahasiswa dari Prodi Sastra Indonesia FIB Unud, mahasiswa Prodi Sastra Indonesia dan Daerah IKIP PGRI Denpasar, dan mahasiswa Prodi Sastra Indonesia FKIP Mahasaraswati Denpasar.
Korprodi Sastra Indonesia Dr. I Ketut Sudewa memberikan sambutan pada acara pembukaan Bulan Bahasa.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh koprodi, Himpunan Mahasiswa Prodi, Senat dan BEM yang ada di lingkungan FIB Unud.
Koprodi Sastra Indonesia FIB Unud Dr. I Ketut Sudewa dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan peringatan Bulan Bahasa merupakan kegiatan rutin. Untuk tahun ini, peringatan Bulan Bahasa diisi seminar dan lokakarya yang berbeda dengan peringatan bulan bahasa tahun-tahun sebelumnya yang diisi dengan berbagai lomba kebahasaan.
Suasana seminar Bulan Bahasa.
Menurut I Ketut Sudewa, peringatan bulan bahasa untuk tahun ini terasa istimewa karena tahun ini Prodi Sastra Indonesia FIB Unud sudah terakreditasi A (unggul).
Hal itu disebabkan karena adanya kerjasama yang baik antara Prodi Sastra Indonesia dengan civitas akademik FIB Unud.
Seminar Bahasa Indonesia
Pada hari pertama kegiatan bulan bahasa diadakan seminar bahasa Indonesia secara pleno dengan menghadirkan tiga pembicara, yaitu:
I Made Sudiana (Balai Bahasa Bali) dengan judul makalah “Pengutamaan Bahasa Negara (Bahasa Indonesia) Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia di Ruang Publikâ€; I Wayan Artika (Undhiksa Singaraja) dengan judul makalah “Gerakan Literasi, Memperkuat Kecintaan Terhadap Sastra Indonesiaâ€; dan I Wayan Pastika dengan judul makalah “ Fakta Bahasa Sebagai Fakta Hukum: Kajian Linguistik Forensikâ€.
I Made Sudiana dalam pemaparannya mengatakan bahwa jatidiri bangsa salah satunya harus diwujudkan dengan mengutamakan pemakain bahasa Indonesia secara baik di ruang-ruang publik, walaupun hal ini bertentangan dengan perda Gubernur Bali tentang penggunaan bahasa Bali.
Hal ini harus dibahas secara khusus dengan Pemda Provinsi Bali jangan sampai politik bahasa nasional tidak sejalan dengan perda tentang bahasa daerah. I Wayan Artika mengatakan bahwa pentingnya meningkatkan kemampuan literasi generasi muda, khususnya literasi terhadap karya sastra.
Menurut I Wayan Artika, dengan membaca karya sastra sesungguhnya sedang membaca dunia dan ke depannya harus diadakan revolusi literasi karya sastra bagi generasi muda.
I Wayan Pastika dalam presentasinya mengatakan bahwa linguistik forensik menjadi kajian yang sangat penting di masa mendatang karena perkembangan penggunaan media sosial oleh masyarakat yang pesat sekali dan cenderung sulit dikendalikan. I Wayan Pastika mengaharapkan agar linguistik forensik menjadi salah satu mata kuliah di Program Studi Sastra Indonesia.
Prof. Dr. Mahsum, M.S dari FKIP Universitas Mataram.
Lokakarya Bahan Ajar Bahasa Indonesia
Lokakarya ini diadakan pada hari ke-dua yang diiukti oleh semua dosen pengampu mata kuliah bahasa Indonesia di Universitas Udayana, mahasiswa S2 dan S3 Konsentrasi Pembelajaran, Program Studi Linguistik FIB Unud.
Acara ini dibuka oleh Dekan FIB Unud Dr. Ni Made Sri Satyawati, S.S; M.Hum dengan menghadirkan pembicara tunggal, yaitu Prof. Dr. Mahsum, M.S. dari FKIP Universitas Mataram dengan materi “Pembelajaran bahasa Indonesia Berbasis Teksâ€.
Suasana lokakarya.
Dekan FIB dalam sambutannya mengatakan sangat senang dan bersyukur karena lokakarya ini bisa diadakan karena dengan kegiatan ini diharapkan ada luaran berupa materi ajar mata kuliah bahasa Indonesia yang bisa menjadi pedoman bagi pengampu mata kuliah bahasa Indonesia di Unud (sudewa).
UDAYANA UNIVERSITY