Program Doktor Kajian Budaya FIB Unud Gelar Seminar Internasional Perubahan Budaya dan Pembangunan Berkelanjutan


Dekan FIB Unud dan para pembicara berfoto bersama menjelang seminar (Foto-foto Darma Putra).


Program Doktor (S-3) Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana menggelar seminar internasional bertema "Culture Change and Sustainable Development in Multiticiplinary Approach: Education, Environtment, Art, Politic, Economic, Law and Tourism", Senin, 9 Juli 2018, di Auditorium Sukarno, kampus FIB Unud, Sanglah, Denpasar.


Seminar dibuka oleh Dekan FIB Unud Prof. Dr. Luh Sujiati Beratha, M.A. dalam acara yang diawali dengan penampilan Tari Selat Segara yang dikordinir oleh mahasiswa Prodi Kajian Budaya. Hadir dalam acara pembukaan adalah para Wakil Dekan, Korprodi di lingkungan FIB, para guru besar, dosen serta mahasiswa Kajian Budaya.



Tari Selat Segara dalam pembukaan seminar.


Tiga Pemakalah Kunci

Seminar internasional ini mengundang tiga pemakalah kunci, yaitu Assa Doron, Ph.D. dari Australian National University (ANU) dengan makalah "Waste Economies: Local Perspectives on Global Inequalities";

Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. (FIB Unud) dengan makalah “Continuous Collaboration: Cultural Politics in Heritage Tourism Development in Bali”; dan


Diane Butler,Ph.D. (United State of America) dengan makalah “Cultural Ecology Change and Sustainable Development: Challenges For Kajian Budaya in Praxis”.


Seminar membahas 26 buah makalah, disajikan pembicara dari Bali dan luar Bali, termasuk dosen dan mahasiswa Kajian Budaya FIB Unud. Makalah mereka menyajikan topik dan pendekatan yang beragam seperti pariwisata, pendidikan, budaya, politik, seni, dan hukum.


Kerja Sama Jaringan Internasional

Dekan FIB Prof. Dr. Luh Sujiati Beratha, M.A. dalam sambutan pembukaannya menyampaikan perlunya dibangun terus jaringan kerja internasional. Kerja sama internasional yang sudah digalang Unud selama ini perlu dilanjutkan untuk pemajuan institusi.



Dekan FIB Unud Prof. Sutji.


Menyinggung tema yang diangkat dalam seminar, Prof. Sutji menyampaikan bahwa tema ini menarik karena dapat bermuara pada penguasaan pengetahuan budaya, kajian budaya, dan disiplin lain secara interdisipliner.


"Selain itu, tema ini penting karena budaya adalah sesuatu yang dinamik. Selalu berubah, baik karena faktor internal karena inovasi-inovasi dalam budaya, dan faktor eksternal karena globalisasi," ujar Prof. Sutji.


Menurut Dekan Prof. Sutji, perubahan budaya perlu diterima dengan catatan kita harus meningkatkan kemampuan dalam menghadapi perubahan. Dalam konteks kerja sama internasional di tingkat global, hal itu bisa diarahkan untuk melaksanakan riset dan publikasi bersama dengan sarjana internasional.


"Kerja sama ini perlu untuk membantu tercapainya target Unud menjadi world class university," ujar Prof. Sutji.


Dalam konteks internal, menurut Dekan FIB, fakultas selalu berusaha untuk meningkatkan proses belajar mengaar agar mahasiswa dan civitas bisa mencapai prestasi yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan global.


Dekan menyampaikan terima kasih dan poenghargaan kepada para narasumber, kepada panitia, dan kepada pemakalah dan peserta seminar yang telah menyukseskan acara ini.


"Terima kasih kepada Korprodi S-3 Kajian Budaya yang memprakarsai seminar ini. Kita kembangkan terus kerja sama kita untuk pemajuan lembaga," ujar Dekan Prof. Sutji.


Keniscayaan Perubahan Budaya

Kordinator Prodi S-3 Kajian Budaya, Prof. Dr. A. A. Ngurah Anom Kumbara, M. A., dalam sambutannya menyampaikan bahwa perubahan kebudayaan baik karena faktor internal maupun eksternal merupakan keniscayaan.


"Secara resiprokal perubahan kebudayaan yang tidak terkendali berhubungan dengan kerusakan lingkungan akan berdampak negatif pada kehidupan masyarakat.


Diperlukan strategi budaya dan strategi pelestarian lingkungan demi keberlangsungan kehidupan manusia yang lebih baik," ujar Prof. Anom Kumbara.


Menurut Prof. Anom Kumbara, seminar dilaksanakan dengan tujuan tukar-menukar informasi di kalangan akademisi di bidang perubahan budaya dan lingkungan serta strategi pelestarian.



Suasana seminar.


"Seminar juga untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa, dosen, serta peneliti dalam berbagai disiplin relevan dengan Kajian Budaya," tambah Prof. AA Anom Kumbara.


Prof. Kumbara dalam seminar ini juga membawakan makalah berjudul "Managing Potential Conflicts And Maintaining Tolerance Of Inter-Religious Relations In Multi-Religious Communities: Case Studies Of Ekasari Village, Jemberana District, Bali Province".  


Acara seminar berlangsung sehari penuh dan berjalan lancar (dar).