Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unud Gelar Lokakarya Drama Modern untuk Mengisi Acara "Reinkarnasi Budaya IX"

 

Prof I Nyoman Darma Putra diundang sebagai narasumber dalam acara lokakarya drama modern mengisi kegiatan "Reinkarnasi Budaya IX"


Senat mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unud menggelar acara Lokakarya Drama Modern serangkaian acara “Reinkarnasi Budaya IX”, Minggu, 22 Agustus 2021, secara hibrid (kombinasi online dan offline) dari Kampus FIB Sanglah, Denpasar.


Kegiatan seni budaya mahasiswa berjalan lancar berkat bimbingan Dekan FIB Unud Dr. Made Sri Satyawati, S.S.M.Hum. dan Wakil Dekan III Dr. Dra. Ni Ketut Ratna Erawati, M.Hum.

 

Dalam acara itu, diundang dua narasumber yaitu dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Unud Prof. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. dan penggiat teater dan sutradara I Dewa Ketut Jayendra. Acara lokakarya dipandu oleh Putu Sri Pratekawati, mahasiswa Prodi Sastra Indonesia.


 


Kegiatan diikuti lebih dari 130 peserta dari mahasiswa Unud dan dari luar. Mereka aktif dalma tanya jawab sehingga acara berlangsugn dinamis.

 

Menutur panitia, I Nyoman Erlangga, kegiatan ini bertujuan menambah wawasan peserta mengenai sejarah dan perkembangan drama modern atau teater. Selain itu, juga untuk mengedukasi peserta agar mengetahui aspek penting yang ada dalam pementasan drama modern.




 


Perkembangan Drama Modern

 

Dalam presentasinya, Prof I Nyoman Darma Putra menyampaikan tiga hal pokok. Pertama, perkembangan drama modern di Bali sejak hadirnya komedi stambul di Singaraja tahun 1895 [https://dasarbali.wordpress.com/2010/10/16/tahun-1895-singaraja-sudah-kedatangan-komedi-stamboel/ ].




 

Darma Putra yang banyak meneliti perkembangan teater di Bali juga menjelaskan perbedaan antara drama modern dengan drama ‘tradisional’ Bali khususnya drama gong, yang muncul belakangan daripada drama modern.



Kedua, pelaksanaan lomba drama modern se-Bali yang dilaksanakan oleh Senat Mahasiswa Fakultas Sastra (nama lama FIB Unud) yang dilaksanakan 1983 dan 1985. Lomba ini cukup monumental karena suskes mengundang lebih dari 20 grup teater berlomba. Kebetulan ketua panitianya waktu itu adalah I Nyoman Darma Putra sendiri.




 


Selain lomba drama, senat mahasiswa Faksas Unud waktu itu melaksanakan lomba cipta naskah drama. Naskah pemenang dipilih sebagai naskah untuk lomba pentas.

 

Dalam presentasinya, Darma Putra menunjukkan brosur kegiatan lomba tahun 1983, alias 38 tahun silam, yang masih disimpan, sehingga bisa memberikan bukti otentik dari kegiatan lomba drama modern se-Bali.

 

Ketiga, refleksi kegiatan drama modern di masa lalu dalam menggali kreativitas dewasa ini, ketika era pandemi dan disrupsi sosial.

 

Mahasiswa ditantang untuk melalukan inovasi berkesenian dengan menggunakan teknologi yang ada sehingga bisa merancang dan melaksanakan kegiatan ikonik untuk fakultas seperti halnya Lomba Drama Modern se-Bali awal tahun 1980-an.

 

“Setiap zaman memberikan peluang dan tantangan, mahasiswa yang berhasil adalah yang hebat,” cetus Darma Putra memotivasi mahasiswa.

 

Dalam presentasinya, Jayendra membahas mengenai dramaturgi, mulai dari drama sebagai teks dan dasar untuk drama pentas (acting).Teknik akting dan pentas yang baik juga dibahas dalam presentasi tersebut dan dalam tanya jawab.


Mahasiswa mengikuti lokakarya dengan antusias (dp)